Skip to content
Home » Berita » Relawan PMI: Pilar Penting dalam Membangun Ketangguhan Masyarakat

Relawan PMI: Pilar Penting dalam Membangun Ketangguhan Masyarakat

“Relawan adalah ujung tombak PMI. Tanpa mereka, layanan kepada masyarakat bisa terhenti,” ujar Uus Muhammad Husni, relawan PMI Kota Bandung, saat berbicara dalam International Webinar bertajuk Sinergitas Relawan dalam Membangun Ketangguhan Masyarakat pada Kamis (23/1). Webinar ini digelar untuk memperingati 20 tahun bencana Tsunami Aceh.

Peran Krusial Relawan PMI

Bencana tsunami Aceh pada 2004 menjadi tonggak sejarah bagi relawan PMI. Ribuan relawan dari berbagai daerah bersatu membantu masyarakat yang terdampak bencana paling dahsyat dalam sejarah Indonesia.

Berkat dedikasi mereka, PMI dianugerahi Henry Dunant Medal pada 2005. Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono, juga menetapkan 26 Desember sebagai Hari Relawan PMI, sebagai penghormatan atas kontribusi mereka.

Seiring waktu, peran relawan PMI semakin meluas, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga hingga luar negeri, seperti dalam respons bencana di Filipina, Myanmar, dan Bangladesh.

Tantangan Menjadi Relawan

Meski penuh semangat dan dedikasi, menjadi relawan tidaklah mudah. Jevlin Solim, seorang relawan PMI dari Kota Medan, mengungkapkan pentingnya motivasi dan keinginan yang tulus.

“Menjadi relawan itu sulit. Langkah pertama adalah bertanya kepada diri sendiri: ‘Mengapa saya ingin menjadi relawan?’ Motivasi harus berasal dari hati,” ungkap Jevlin, yang telah mewakili PMI dalam berbagai kegiatan hingga ke Eropa.

Jevlin juga menekankan perlunya peningkatan keterampilan agar relawan PMI mampu bersaing di tingkat internasional. “Relawan harus terus belajar. Dukungan dari organisasi dan kolaborasi dengan pihak lain sangatlah penting,” tambahnya.

Pendapat tersebut diamini oleh Uus Muhammad Husni, yang menegaskan bahwa kerelawanan hanya bisa dilakukan dengan niat tulus. “Menjadi relawan memang penuh tantangan, tetapi dengan hati yang ikhlas, semua pasti bisa dilakukan,” katanya.

Menanamkan Nilai Kerelawanan Sejak Dini

Kesadaran akan pentingnya regenerasi relawan juga menjadi perhatian. Sopti Popiyanti, Asisten Deputi Kepeloporan Kemenpora, menjelaskan bahwa sejak 2023 pihaknya bekerja sama dengan BNPB untuk mengembangkan semangat kerelawanan di kalangan anak muda.

Tri Wuryanto, relawan PMI Kota Solo dengan pengalaman lebih dari 35 tahun, berbagi kisah tentang upayanya menanamkan nilai-nilai kemanusiaan sejak usia dini melalui program Humanity Trip.

“Kami mengajak siswa sekolah untuk mengunjungi PMI, mengenalkan mereka pada ambulans, posko, dan alat penyelamatan. Dengan cara ini, kami berharap mereka termotivasi untuk menjadi Palang Merah Remaja (PMR),” jelasnya.

Kolaborasi untuk Mendukung Gerakan Relawan

Dengan 80% wilayah Indonesia yang rawan bencana, dukungan dan sinergi dari berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan gerakan kerelawanan.

“Relawan tidak bisa bekerja sendirian. Kerja sama dengan komunitas dan organisasi lain sangat diperlukan. Program Desa Tangguh, misalnya, melibatkan relawan SIBAT PMI untuk membangun ketahanan masyarakat,” jelas Pangarso Suryotomo, Direktur Kesiapsiagaan BNPB.

Pada akhir webinar, seluruh pembicara sepakat bahwa kolaborasi lintas sektor merupakan langkah strategis untuk memajukan gerakan kerelawanan di Indonesia. Relawan PMI terus menjadi inspirasi, memperkuat semangat kemanusiaan di tengah tantangan bencana.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *